Saturday, 3 December 2011

Guru sebagai "A Role Model" pada HGN - 66


Catatan Kecilku : HUT Guru Nasional ke 66 

Tanggal 30 November merupakan catatan sejarah yang tidak terlupakan dimana pada saat itu penulis dan sesama teman finalis guru berprestasi diundang kembali  untuk menghadiri  HUT Guru  secara Nasional  ke 66 yang berpusat  di Sentul City Convention Centre.  Kami  berjumlah 50 orang   yang  terdiri dari tenaga pendidik, kepala sekolah dan pengawas berangk at menuju  Sentul untuk  mengikuti upacara tersebut .
Ribuan guru dari utusan daerah dan Propinsi  sudah tiba dan berkumpul dan hampir semua tamu mengunjungi stand pameran yang tersedia . Ada berbagai stand pameran seperti stand Gramdeia, PPPTK bahasa Jakarta. Dikmen dll. Tepatnya jam sepuluh pagi upacara HUT Guru Nasional dimulai. Begitu antusiasnya guru yang mengunjungi stand stand yang tersedia, namun fasilitas gratis yang tersedia tidak cukup untuk para pengunjung.

Pidato Presiden pada HGN - 66

Acara dimulai dengan kata sambutan antara lain dari ketua PGRI Prof Sulistyo, kata sambutan dari Gubernur  dilanjutkan  dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Muhammad Nuh, yang secara umum memberikan semangat kepada guru Indonesia.
Kata sambutan diselingi dengan lagu antara lain ‘Hymne Guru” yang dilantunkan indah sekali oleh paduan suara dari peserta didik dari salah satu SMP  di Jakarta. Lagu diakhiri dengan bait ‘….Pembina insan cendikia…’. Terkesima hati mendengar gubahan bait akhir  lagu tersebut karena dengan adanya sertifikasi secara tidak langsung harkat martabat guru sudah disejajarkan dengan profesi lainnya.
Namun ada beberapa koreksi yang disampaikan Bapak Presiden tentang keberadaan guru yang juga merupakan satu pemikiran para tenaga kependidikan. Koreksi tersebut antara lain ;


Ø  Ada guru yang sudah sertifikasi namun belum menunjukkan perubahan kinerjanya
Ø  Ada guru yang tidak memiliki karakter building yang menjadi tauladan peserta didik
Ø   Ada guru yang belum  dapat dapat menjadi ‘Role model’

Koreksi tersebut diharapkan dapat diperbaiki oleh para tenaga pendidik yang sudah  dianggap memiliki kesetaraan dengan profesi lainnya. Diharapakan perubahan dan kesadaran untuk meningkatkan pendidikan di masa mendatang.
Disamping itu juga, Bapak Presiden memberikan tanggapannya untuk dipertimbangkan tentang kepentingan tenaga kependidikan yang harus sentralisasi atau masih tetap seperti semula. Adalah perlu menyikapi hal tersebut untuk tidak mendapatkan keputusan yang tergesa gesa. Juga, Presiden sangat concern dengan permohonan PGRI untuk mengangkat para tenaga pendidik yang dipebantukan atau berstatus honor.
Semoga impian para tenaga pendidik pada HUT Guru Nasional ke 66 terkabul adanya, amiiiin.

Sentul City Convention Centre, 30 Nopember 2011 

Thursday, 1 December 2011

Meningkatkan Kemampuan dan Kemandirian Siswa melalui Ekstra Kurikuler Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 3 Medan


Definisi di atas jelas memberikan makna ekstra kurikuler sebagai wadah pengembangan diri peserta didik sesuai dengan potensi bakat dan minat yang ada berdasarkan prinsipnya yang dibanntu oleh tenaga kependikan. Ekstra kurikuler yang merupakan best praktis penulis yang akan diuraikan pada bab berikut adalah ekstra kurikuler pengembangan bakat bahasa Inggris di tempat penulis mengajar, yang dikenal Smantiga English Club.

SMA Negeri 3 Medan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya melalui program ekstra kurikuler. Ada 21 jenis ekstra kurikuler yang didirikan untuk mewadahi pengembangan potensi peserta didik. Setiap peserta didik boleh memilih dua jenis ekstra kurikuler yang mereka minati.Hampir seluruh siswa mengikuti ekstra kurikuler yang diadakan setiap Jumat setelah aktifitas belajar siswa usai. Kegiatan ekstrakurikuler sangat memberikan pengaruh yang kuat terhadap intensitas belajar siswa di luar kelas. Salah satu ekstra kurikuler yang diminati peserta didik adalah ekskul Smantiga English Club (SEC).

Berawal di tahun 2003 penulis dan beberapa orang siswa menghadap Kepala sekolah untuk mendirikan Ekstra Kurikuler Bahasa Inggris yang disambut baik oleh Kepala sekolah. SEC memiliki motto ‘Make the best do the best. Dengan motto tersebut peserta didik selalu besrsemangat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggrisnya. Pada awalnya SEC selalu melatih kemampuan berpidato, dan debat dan perayaan ulang tahun SEC diisi dengan lomba untuk peserta didik di lingkungan sekolah saja.

Hingga saat ini perkembangan SEC semakin maju, dimana anggota SEC berlatih tidak hanya pidato debat dan bahasa Inggris namun seni drama yang mencakup puisi, membaca berita, scrabble juga dikembangkan. Setiap tahunnya SEC menggelar kompetisi untuk pidato, debat dan seni dengan mengundang siswa siswi dari SMA yang ada di Medan. Pada dasarnya kepanitiaan adalah junior dari SEC yang tujuannya untuk melihat sejauh mana mereka dapat menunjukkan kinerja sebagai event organizer yang lebih lanjut akan menjadi pertimbangan untuk menjadi ketua SEC di tahun ke depannya.


Peningkatan untuk keanggotaan SEC setiap tahunnya bertambah.Hal ini disebabkan setiap tahunnya SEC menggelar perayaan ulang tahun dengan mengundang sekolah lain yang ada di kota medan untuk mengikuti kompetisi seperti pidato, debat, brain master, scrabble, news cast. Pada setiap kompetisi, panitia membuat tema antara lain tentang : ‘Earth day’, ‘creating students’ talent’ dll. Jumlah peserta dari sekolah lain yang berpartisipasi juga semakin meningkat hingga Maret 2011 yang lalu peserta mencapai 180 peserta didik yang ikut berkompetisi. Jumlah sponsor untuk event SEC juga semakin meningkat setiap tahunnya yang melibatkan perusahaan perusahaan, bank serta instansi yang peduli dengan perkembangan pendidikan.

Setiap tahunnya dari tahun 2006 hingga saat ini siswa SMA Negeri 3 menjadi salah satu wakil kota Medan untuk mengikuti debat bahasa Inggris di tingkat Nasional setelah melalui seleksi di tingkat Propinsi untuk kompetisi ISDC (Indonesia School Debating Chmapionship) yang diadakan di Jakarta. Grafik berikut menunjukkan perkembangan prestasi peserta didik yang bergabung di SEC:

Jumlah anggota SEC yang semakin bertambah dan semakin meningkatnya peserta didik yang mengikuti perlombaan baik di tingkat regional dan nasional.. Anggota SEC melakukan latihan untuk setiap devisi pidato, debat dan art setiap minggunya. Penulis dan pelatih lainnya melatih anggota, pelatihan intensif juga dilakukan setiap hari untuk memberikan hasil yang lebih optimal bagi peserta didik yang mewakili kejuaraan debat di tingkat regional maupun Nasional. Tiga tahun terakhir, peserta didik dari SEC SMAN 3 Medan yang mengikuti ISDC masuk dalam kategori delapan peserta terbaik di TK Nasional. Ke depan upaya yang dilakukan untuk menuju salah satu yang akan dikirim ke Internasional.

Selain untuk berlatih kemandirian peserta didik dan mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris, peserta didik juga dimotivasi untuk mampu meraih masuk ke perguruan tinggi yang dicita citakan mereka. Hingga saat ini alumni SEC, sudah menyebar di berbagai perguruan tinggi terkemuka. Masing masing mengambil program keahliannya ada yang mengambil jurusan bahasa Inggris, kedokteran, ekonomi, hukum Internasional, tehnik, pertanian, komunikasi dan lain lain. Alumni SEC sedang kuliah juga saat ini sudah ada yang mengikuti program pertukaran mahasiswa ke luar negeri seperti ke Australia, Canada, Skotlandia dll.

Setelah kembali dari pemilihan guru berprestasi Agustus lalu dari Jakarta, penulis kembali ke sekolah dengan semangat untuk lebih meningkatkan kemampuan peserta didik mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Pelatihan di SEC juga semakin ditingkatkan. Baru baru ini juga penulis menjadi juri turnamen debat bahasa Inggris untuk peserta didik SMA di tingkat Propinsi Sumatera Utara juga menjadi juri story telling pada tingkat Sekolah Dasar di kota medan.

Untuk mendorong peningkatan intensitas belajar melalui kegiatan ekstrakurikuler SEC wadah ekskul ini menerapkan standar prosedur sebagai berikut;

· Pada setiap pembentukan pengurus baru pada tiap kegiatan SEC disepakati pula target kemampuan menjadi event organizer serta memperoleh peluang belajar di perguruan tinggi

· Tiap unit kegiatan ekstrakurikuler SEC wajib menyisihkan waktu bekerja sama dalam kegiatan ekstra untuk meningkatkan prestasi akademik dengan menggunakan indikator keberhasilan meraih prestasi kompetisi dan anggota yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terbaik.

· Memberikan penghargaan kepada peraih prestasi dalam kompetisi dan masuk perguruan tinggi.

· Melaksanakan kegiatan ekstra sebagai kolaborasi yang menyenangkan siswa, namun tetap menjaga waktu belajar menjadi porsi utama.

· Menggunakan masjid, teras sekolah, ruang sekretariat menjadi ruang belajar yang sangat efektif untuk interaksi guru dan siswa.

· Fokus pada kolaborasi dalam bidang yang diminati dan menjaga kerja sama dalam meningkatkan aktivitas bidang akademik.

· Mengembangkan kultur malu jadi pengurus jika tidak masuk perguruan tinggi terkemuka.

Meningkatkan Keterlibatan Siswa Menggunakan Bahasa Inggris melalui Project Based Learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah memberikan perhatian yang sangat penuh dan serius untuk pendidikan baik bagi pendidik juga peserta didik. Sebagaimana yang dituangkan dalam Undang undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Undang undang dosen dan guru. Pemerintah memberikan perhatian yang sangat tinggi untuk memberdayakan guru yang berprestasi. Di dalam Undang Undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 36 (ayat 1) mengamanatkan, ‘Guru yang berprestasi berdedikasi luar biasa dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan.’

Lebih lanjut, untuk peningkatan mutu dan profesionalisme guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah, diterbitkan juga Permenpan RB no 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dimana mewajibkan guru untuk melakukan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya terkait publikasi ilmiah dan karya inovatif. Isi dari publikasi ilmiah dapat berupa laporan dari pengalaman-pengalaman terbaik yang telah dilakukan oleh para guru, KS dan PS dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, guru khususnya memiliki banyak pengalaman dalam pembelajaran. Di antara pengalaman-pengalaman itu,tentu ada yang diyakininya sebagai pengalaman terbaik (Best Practice). Bila pengalaman terbaik tersebut dipublikasikan, maka akan dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi guru yang lain, dan sekaligus juga merupakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dari guru yang menulis.

Sangat disadari bahwa mengajar Bahasa Inggeris sebagai bahasa asing merupakan satu hal yang memberikan tantangan bagi guru bahasa Inggeris karena bahasa tersebut bukanlah merupakan bahasa yang digunakan sehari hari bagi peserta didik. Untuk itu pula, sering, guru mengajarkan bahasa Inggris tidak sepenuhnya menggunakan bahasa tersebut dalam memberikan penjelasan , instruksi dalam penugasan dan sejenisnya. Namun, seiring tuntutan zaman dimana Bahasa Inggris sudah menjadi alat komunikasi global, dan hidup semakin kompetitif adalah perlu dan sangat penting bagi para guru untuk menumbuhkan minat serta kesenangan dan kenyamanan peserta didik untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai media menyampaikan ide tersirat maupun tersurat serta meningkatkan kemampuan mereka memahami media cetak yang ditulis dalam bahasa Inggris sehingga hasil yang diharapkan akan lebih optimal untuk dapat bersaing di masa depannya.

Dari hasil Ujian Nasional dapat dilihat bahwa kemampuan peserta didik untuk menjawab soal bahasa Inggris pada umumnya baik dan sangat baik. Berdasarkan data ujian Nasional Sumatera Utara mendapat ranking no dua secara Nasional untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut sangatlah membanggakan diri kita sebagai salah seorang pendidik di Sumatera Utara. Prestasi yang baik tersebut sangat perlu ditingkatkan dan diupayakan sehingga mencapai daya saing yang sangat dibutuhkan di masyrakat nantinya.

Sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat berhubungan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahasa Inggris sangat perlu dimasyarkatkan karena tanpa mengenal bahasa maka kita akan mendapat gap dalam berkomunikasi apalagi di era global saat ini dimana bahasa Inggris menjadi jembatan komunikasi lisan maupun tulisan. Bahkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang dengan menggunakan bahasa Inggris. Namun sangat disayangkan banyak para siswa yang kurang senang belajar bahasa Inggris, karena menganggap mata pelajaran ini menjadi kendala disebabkan tidak digunakan dalam komunikasi sehari harinya. Sebahagian para siswa merasa jenuh, bahkan setres bila mengikuti pelajaran ini apalagi jika pembelajaran tidak dibarengi dengan latihan yang menarik dan menyenangkan. Sebagai guru tentunya kita belum puas menyaksikan keberadaan para peserta didik, khususnya minat, kemampuan dan prestasi belajar mereka dalam berbahasa. Pemahaman bahasa para siswa tentunya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara internal maupun secara eksternal.

Termotivasi dengan tuntutan dan kebutuhan masa sekarang penulis ingin sekali memberikan sesuatu yang terbaik untuk pengembangan pendidikan generasi muda yang memiliki intelektual tinggi berdedikasi dan memiliki jiwa untuk membangun bangsa dan negara Indonesia tercinta. Penulis tidak ingin tertinggal untuk mengembangkan ilmu, terus dan terus untuk mengembangkan diri dengan harapan apa yang dicapai akan bermanfaat dan dapat dikembangkan untuk anak anak bangsa tercinta. Untuk itu pula penulis melalui profesi bidang keilmuan bahasa Inggris terus dan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sehingga ilmu yang diperoleh bisa dipersembahkan untuk kemajuan pendidikan baik di daerah dimana penulis berada maupun di tempat mana ketika dibutuhkan.

Untuk itu pula penulis tidak bosan bosannya memotivasi siswa agar selalu memiliki prestasi yang dapat dibanggakan yang akan kelak menjadi kecakapan hidup sehingga mampu menawarkan hasil karyanya ke masyarakat Internasional dari berbagai jenis profesi. Satu demi satu generasi itu tumbuh dan berkembang dengan kecapan bahasa Inggris yang bisa dibanggakan sehingga kiprahnya terdengar meyuarakan hati nurani rakyat Indonesia di dunia Internasional.

Di dalam kesehariannya melakukan pembelajaran bahasa Inggris , banyak hal yang dialami oleh pendidik baik menyenangkan maupun kurang menyenangkan. Untuk menjadikan siswa mampu berbahasa Inggris tidaklah semudah yang dibayangkan ada empat keahlian yang secara menyatu/terintegrasi harus dilatih pada diri peserta didik. Wajar jika peserta didik merasa bosan belajar bahasa jika tidak dibarengi dengan penggunaan bahasa tersebut ataupun pembelajaran di kelas bersifat ceramah dan monoton.

B. Rumusan Masalah

Ada dua bentuk pengalaman terbaik penulis yang dituangkan di dalam tulisan untuk berbagi ke sesama pendidik yakni :

Ø berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran di dalam kelas

Ø pengembangan ekstra kurikuler bahasa Inggris dimana penulis mengajar.

Sebelumnya penulis sering berfikir bagaimana cara meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa yang sudah belajara bahasa Inggris sejak mereka duduk di Sekolah Dasar, hal ini selalu mengganjal fikiran apa yang menyebabkan peserta didik tidak mampu berbahasa setelah tamat dari SMA. Berdasarkan adanya masalah tersebut, penulis mencoba merumuskan permasalahan yang sangat mengganjal sebagai berikut:

1. Metode apa yang dapat membantu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berbahasa inggris?

2. Apakah belajar berbasis projek dapat meningkatkan dan melibatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris ?

3. Apakah perlu meningkatkan kemampuan berbahasa melalui ekstra kurikuler?

C. Tujuan

Di dalam tulisan ini penulis ingin berbagi dengan sesama tenaga pendidik hal yang mungkin juga bermanfaat dan dapat dikembangkan oleh sesama teman sejawat. Pengalaman yang terbaik (best practice) yang pernah dilakukan oleh penulis sebelum dan sesudah menjadi finalis guru berprestasi. "Best Practice" yang dimaksud merupakan pengalaman terbaik (Best Practice) yakni pengalaman nyata guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam pelaksanaan pembelajaran dan/atau masalah pengelolaan yang ada di kelas (bagi guru).

Sebelum mengikuti pemilihan guru berprestasi baik dari tingkat kabupaten, propinsi dan Nasional, berbagai aktifitas sudah dilakukan penulis dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris antara lain : mencari model model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan memberi inisiatif pembentukan ekstra kurikuler bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Medan sejak 9 tahun lalu.

Penulis menyadari kalau banyak kekurangan untuk meningkatkan kualifikasi diri sebagai seorang pendidik. Menjadi guru yang professional seyogianya harus memiliki kemampuan membuat karya ilmiah ataupun penelitian tindakan kelas. Penulis menyadari pentingnya karya ilmiah yang perlu dilakukan agar bisa berbagi dengan sesama peserta didik. Untuk itu,Adalah penting bagi pendidik menuangkan ide ide ataupun pengalamannya dalam tulisan ilmiah yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat berbagi pengalaman dalam peningkatan pembelajaran khususnya bahasa Inggris.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam mengembangkan profesinya para guru agar dapat meningkatkan inovasi

mengajar dengan menerapkan berbagai bentuk pendekatan / metode atau model

pembelajaran yang bervariasi.

2. Sebagai pendekatan yang lebih baik bagi siswa untuk lebih memahami dan mampu menggunakan bahasa Inggris secara natural dan menumbuhkan percaya diri siswa dalam menggunakan bahasa tersebut.

3. Sebagai bahan kajian dan perbandingan bagi para peneliti lainnya untuk mengembangkan model pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris di dalam kelas.

4. Bagi sekolah bermanfaat untuk menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah guru sebagai bahan bacaan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Best Practice

Best Practice dalam bidang pendidikan, selalu menarik perhatian, karena walaupun menganalisis kegiatan dengan menggunakan variabel yang sama, namun terjadi pada lingkungan yang berbeda maka hasilnya belum tentu sama.

Grover J. Whitehurst, peneliti dari Departemen Pendidikan USA, menggunakan istilah yang berbeda, yaitu pendidikan berbasis pengalaman nyata. Istilah ini diberi makna “perpaduan antara pemahaman yang mendalam dalam melaksanakan suatu profesi dengan pengalaman terbaiknya yang nyata dalam membuat berbagai keputusan pada pelaksanaan tugas mengajar.Dengan pemahaman yang mendalam atau kebijaksanaan profesi memungkinkan seorang pendidikan beradaptasi dengan baik dengan berbagai keadaan pada lingkungan tertentu.

Dalam bahasa Indonesia istilah best practice dapat disepadankan dengan kiat sukses, seperti, kiat sukses mengembangkan program jangka menengah sekolah, kiat sukses melaksanakan jigsaw, kiat sukses mengelola penilaian, kiat sukses melatih siswa menjadi juara dunia dalam bidang matematika

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses intraksi antara peserta didik dengan lingkungan belajar (termasuk guru). Menurut Syahrul (2006) menyatakan ”pembelajaran yang dilakukan tanpa mengindahkan aktifitas siswa dengan pola lama masih juga banyak terjadi. Situasi pembelajaran seperti ini tentu saja menciptakan suasana kelas yang statis dan membosankan. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa. Model pembelajaran seperti ini dikenal dengan ” banking concept learning”. Dalam hal ini siswa diberikan berbagai pengetahuan dan informasi oleh guru begitu saja, kemudian siswa dianggap sebagai objek penampung wawasan pengetahuan guru, yang hasilnya akan dapat dilihat setelah proses pembelajaran berlangsung.

Tentang belajar apa yang dikemukakan Purwanto (1990), ”Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan perubahan yang terjadi pada seorang bayi. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir dari suatu priode yang cukup panjang. Berapa lama priode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu priode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Berarti kita harus mengabaikan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian, atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengakhiri perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap sehari hari”.

Pengertian mengajar menurut Ibrahim dan Syaodih (2003) menyatakan ” Mengajar dalam arti sempit diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan kepada siswa. Dalam pengertian yang lebih luas, mengajar mencakup segala kegiatan menciptakan situasi agar para siswa dapat belajar. Pengertian belajar cukup luas, mencakup upaya guru mendorong siswa agar belajar, menata ruang atau tempat duduk siswa, mengelompokkan siswa, menciptakan berbagai kegiatan kelompok, memberikan berbagai bentuk tugas dan kegiatan siswa”.

Kegiatan pembelajaran sesungguhnya tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar. Di

satu sisi siswa melakukan kegiatan belajar karena guru memberikan pelajarannya (mengajar), sebaliknya guru pun mengajar karena anak didiknya memang mau belajar. Oleh karena itu keduanya tidak dapat dipisahkan, satu sama lainnya harus saling berbarengan dan saling isi mengisi. Pendekatan atau metode serta strategi mengajar pendidik sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

Berbagai strategi dalam belajar bahasa Inggris dapat dipilih dan diterapkan. Menurut beberapa ahli, strategi belajar yang sangat menentukan untuk menjawab tantangan di era global ini memiliki prinsip antara lain :

a. Adanya perubahan dari bentuk formal ( teori dan praktik) menjadi bentuk proses, aplikasi dan pemecahan masalah.

b. Ada perubahan dari pembelajaran individu menjadi pembelajaran kooperatif.

c. Ada perubahan paradigm dari kegiatan yang berpusat pada guru menjadi berpusat kepada siswa.

d. Ada perubahan dari teori behaviorist menjadi konstruktivisme – pengetahuan yang dibentuk pada pemikiran siswa secara mendasar dibentuk dari pengetahuan mereka sendiri.

e. Perubahan dari belajar hapalan menjadi belajara memahami.

f. Perubahan evaluasi menjadi penilaian seperti portofolio, projek, jurnal, laporan siswa, penampilan dan lain lain

Untuk pembelajaran bahasa sangatlah bijaksana bagi pendidik untuk mempertimbang

mengaplikasikan strategi strategi tersebut. Dengan menerapkan strategi tersebut diharapkan peserta didik dapat menggunakan bahasa yang dipelajari sehingga bahasa tersebut dapat digunakan sebagai life skill mereka.

C. Pembelajaran Bahasa Inggris di SMA

Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Menteri No. 19 tersebut menyebutkan bahwa pendidikan bahasa harus mengembangkan kompetensi berbahasa yang penekananya pada keahlian membaca dan menulis sesuai dengan level pemahaman yang ditentukan bagi setiap jenjang pendidikan.Level pemahaman bahasa Inggeris untuk siswa di Indonesia adalah sebagai berikut :

Ø Level performans (jenjang pendidikan dasar dari kelas I - VI)

Ø Level fungsional ( jenjang pendidikan menengah dari kelas VII – IX)

Ø Level informasi (pendidikan menengah atas dari kelas X – XII)

Ø Level epistemic ( untuk tingkat mahasiswa)

Level level yang tersebut di atas merupakan tahapan pembelajaran bahasa Inggris yang menjadi target pencapaian bagi peserta didik dengan harapan dapat menjawab tantangan global bagi peserta didik sehingga mereka mampu menggali informasi lisan maupun tulisan untuk kecakapan hidup serta mampu bersaing setelah menyelesaikan pendidikannya.

Tujuan kurikulum khususnya dalam kemampuan berbahasa Inggeris adalah agar peserta didik memahami bacaan dari berbagai tipe (genre) seperti naratif, report, deskripsi, procedure, explanation, exposition, review, discussion. Adalah wajib bagi peserta didik untuk belajar bahasa Inggris, meskipun banyak yang jarang menggunakan bahasa tersebut sebagai alat komunikasi namun diharapkan mereka memahami dan mengintegrasikan keempat keahlian berbahasa – mendengar, berbicara , membaca dan menulis sebagai sarana berkomunikasi.

D. Pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning)

Professor Deming mengatakan, "You don't just learn knowledge; you have to create it. Get in the driver's seat, don't just be a passenger. You have to contribute to it or you don't understand it." Dengan kata lain, peserta didik tidak hanya mempelajari pengetahuan namun harus bisa menciptakannya, ibarat mengendarai mobil jangan hanya jadi penumpang, jadilah pengemudinya.

Pribahasa Cina juga ada mengatakanGive a man a fish and you feed him for a day. Teach a man to fish and you feed him for a lifetime." Ahli filsafat Cina, Confucius, juga mengatakan "Tell me, and I will forget. Show me, and I may remember. Involve me, and I will understand." Kedua kutipan ini dimaksud untuk melatih peserta didik melakukan sesuatu, melibatkannya dalam satu aktifitas dan biarkan mereka memecahkan permasalahannya. Jangan hanya sekedar menghidangkan mereka dengan seekor ikan yang akan mengenyangkan mereka pada hari itu saja. Pada gambar berikut menunjukkan model tanggung jawab pendidik dan berbedapeserta didik dengan model pembelajaran yang berbeda :

Figure 2.1. : The Gradual Release of Responsibility Model

Ilustrasi gambar di atas menunjukkan bagaimana peserta didik belajar melalui hal hal yang mereka alami bukan hanya sekedar dengar dan hapalan saja. Belajar melakukan sesuatu lebih bermakna dan menghasil hasil yang luar biasa. Tanggung jawab siswa semakin besar ketika pembelajaran dilakukan berpusat kepada peserta didik, hasil yang dicapai lebih bermakna, sebaliknya hasil yang lebih kecil diperoleh bagi siswa jika pembelajaran berfokus pada pelajaran dan instruksi yang dituntun oleh guru secara keseluruhan.

Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran bahasa, adalah tepat untuk memilih satu dari model pembelajaran kooperatif yang bisa diaplikasikan pada konteks pembelajaran di kelas. Di dalam penelitian yang telah dilaksanakan sebelum mengikuti pemilihan guru berprestasi, penulis memilih project based learning (pembelajaran berbasis projek) untuk penelitian tindakan kelas. Alasan memilih model pembelajaran ini adalah hasil pengamatan dan penelitian penulis ketika internship di salah satu sekolah di Ohio dimana guru bahasa dan seni menerapkan projek based learning di kelas dan hasil yang dicapai untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan membaca sangat baik.

Morsound mengatakan “Project based learning is an individual or group activity that goes on a period of time, resulting in a product, presentation, or performance. It typically has a time line and milestone and other aspects of formative evaluation as the project proceeds.”

Lebih lanjut definisi PBL dikutip dari Wikipedia yakni, “Project-based learning (PBL) is an instructional method that provides students with complex tasks based on challenging questions or problems that involve the students' problem solving, decision making, investigative skills, and reflection that includes teacher facilitation, but not direction…….. Through Project-based learning, students learn from these experiences and take them into account and apply them to the world outside their classroom….”

Dengan kata lain, Pembelajaran Berbasis Projek (PBL) merupakan metode instruksional yang melibatkan siswa secara individu dan kelompok pada waktu tertentu untuk melakukan tugas dengan pertanyaan yang menantang yang menuntut keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah, penelitian yang dilakukan langsung pada kehidupan nyata (real world) di luar kelas, peran guru adalah sebagai fasilitator bukan yang memberikan arah. PBL memberikan arah bagi peserta didik untuk berfikir kritis dan menggunakan logikanya untuk pemecahan satu masalah.

PBL merupakan salah satu model yang tepat untuk melatih peserta didik tidak hanya untuk berfikir kritis namun juga secara tidak langsung untuk melatih siswa menggunakan bahasa Inggris secara alami (natural) juga menempah karakter siswa antara lain bersikap jujur, bekerja sama, gemar membaca, mengeluarkan pendapat/menghargai pendapat orang dan lain lain.

Northwest Regional Education Laboratory (NREL) , Catalina Magnet High School, membuat ciri khas disain projek pada PBL berdasarkan pada enam A yakni : Authenticity, Academic Rigor, Applied Learning, Active Exploration, Adult Relationship dan Assessment Practice. Enam A dimaksud :

Ø Authenticity : problem projek memiliki fakta yang sebenarnya dan bermakna yang dihadapi komunitas atau dunia pekerjaan dan dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai individual dan sosial

Ø Academic Rigor : melatih kemampuan berfikir kritis dan mengaplikasi beberapa disiplin ilmu.

Ø Applied Learning : melatih peserta didik untuk mengembangkan keahlian manajerial dan mengorganisasi diri

Ø Active Exploration : pada kurun waktu yang disediakan melakukan penelitian lapangan menggunakan metode ,media dan sumber.

Ø Adult Relationship : menemui dan mengamati kerja orang dewasa yang relevan dan berkolaborasi dalam projek.

Ø Assessment Practice : melibatkan ahli untuk penilaian hasil projek yang dilakukan peserta didik

PBL dilakukan dengan satu akronim WHERE yaitu :

Ø W : where are we headed? - Makna tujuan yang akan dicapai dalam projek ini

Ø H :Hook the students through engaging and provocative entry points -

melibatkan siswa dengan topic yang bermakna

Ø E : Explore and enable (equip) – melibatkan peserta didik untuk pengalaman

belajar dengan cara menggali dan mengetes ide ide tersebut

Ø R :Reflect and /rethink – membimbing peserta didik untuk menilai diri sendiri

berdasarkan feedback (umpan balik)

Ø E : Exhibit and Evaluate – presentasikan/ tampilkan dan melibatkan siswa untuk

penilaian diri sendiri.

Landasan landasan teori tersebut di atas penulis gunakan sebagai rujukan dalam peningkatan pembelajaran bahasa Inggris. Ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik secara langsung untuk menimba pengalaman di lingkungan nyata, berkolaborasi , berfikir kritis dan menggunakan bahasa Inggris tersebut ketika melakukan projeknya. Hasil karya peserta didik dapat dilihat dari penampilan produk atau presentasi.

E.

BAB III

PEMBAHASAN

Pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris sebaiknya mengaplikasikan model pembelajaran yang bervariasi dengan mengintegrasikan empat keahlian berbicara yang meliputi kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Tujuan menggunakan model yang bervariasi adalah untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam memahami pembelajaran di dalam kelas.

Adalah Sangat membosankan ketika memperkenalkan struktur kebahasaan tanpa memberikan contoh yang sesuai dengan konteks maupun yang mudah dicerna oleh peserta didik. Ketika memperkenalkan penggunaan noun phrase (frase kata benda) yang menggunakan keterangan kata sifat (adjective). Untuk memudahkan pemahaman peserta didik, penulis menggunakan rumus yang dikemas seperti satu website sehingga memudahkan peserta didik untuk mencerna dan mengingat rumus tersebut contoh tersebut diformulasi sebagai : sas.com.pn yang merupakan akronim dari : size, age, shape, color, origin, material, purpose + noun.Setelah peserta didik memperoleh keterangan dan istilah yang digunakan tersebut dibarengi contoh maka peserta didik dengan mudah memberikan contoh dan menggali contoh lainnya. Berikut contoh kalimat yang menggunakan acronym sas.com.p N

modifier

Size

Age

Shape

Color

Origin

Material

purpose

Noun

A

Big

Old

Circular

Brown

Indian

Wooden

Reading

table

Table 3.1. : an example of noun phrase

Pada bab ini penulis menguraikan pengalaman yang telah didapat sebelum dan sesudah mengikuti pemilihan guru berprestasi dari tingkat Kota/Kabupaten, Propinsi hingga ke Nasional. Pada dasarnya penulis menyadari banyak kekurangan yang ada pada diri penulis, peningkatan pengalaman semakin banyak diperoleh setelah mendapat kesempatan untuk berdiskusi dan memperoleh masukan melalui forum forum kompetisi yang dilalui oleh penulis. Berikut uraian pengalaman terbaik penulis.

Sebelum mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat Kabupaten /Kota, penulis telah membuat satu penelitian tindakan kelas yang berjudul “A Research on Ohio High School Students’ Reading Engagement” Penelitian ini mengamati bagaimana siswa SMA di Ohio terlibat dalam membaca novel dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam membaca. Dalam penelitian ini, penulis melihat dan menemukan bagaimana pendidik (native teacher) memfasilitasi peserta didik untuk melakukan projek tentang bahan bacaan yang mereka baca sehingga dapat terlihat langsung keterlibatan siswa ketika mereka mempersiapkan bahan presentasi cerita yang mereka gali lebih luas dari internet dan membuat presentasinya untuk ditampilkan di depan peserta didik yang tingkatnya lebih rendah serta disaksikan oleh guru mata pelajaran lainnya.

Kritikan dan masukan yang diterima penulis ketika menyajikan presentasi karya ini di depan juri amatlah bermanfaat. Banyak hal yang perlu penulis revisi selain karya ilmiah juga penelitian tindakan kelas. Disadari bahwa karya yang dihasilkan belumlah sangat menyentuh pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik khususnya di sekolah penulis, sehingga penulis bertekad untuk membuat PTK untuk meneliti lebih lanjut yang berhubungan dengan membaca pada siswa SMA Negeri 3 Medan yang berjudul “Meningkatkan Keterlibatan dan Pemahaman Membaca Siswa Kelas XII IPA 6 melalui Project Based Learning” . Langkah langkah persiapan yang dilakukan dalam penulisan PTK sebagai berikut :

1. Mengobservasi permasalah yang selalu dihadapi siswa

2. Menentukan KD yang sesuai untuk penerapan model PBL

3. Persiapan RPP beserta instrument yang digunakan seperti lembaran observasi, rubrik, webquest,

4. Penentuan siklus

5. Pengamatan, test awal dan akhir untuk melihat perubahaan siswa, asesmen menggunakan rubrik untuk penampilan produk peserta didik

6. Pembahasan dan refleksi

Hasil dari penelitian tindakan kelas antara lain :

1. Peserta didik cenderung memilih novel : detektif dan roman

2. Siswa terlibat dalam membaca, dari hasil pretest rata rata nilai 77.8 dan post test 84.34.

3. Peningkatan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam membaca setelah melalui proses di siklus kedua

4. Motivasi ektrinsik sangat mendominasi untuk melibatkan anak dalam PBL

5. Kesulitan yang dihadapi peserta didik adalah pemahaman kata kata baru

PTK kemudian disajikan pada seleksi Guru Berprestasi tingkat Propinsi. Kritikan dan saran juga diberikan serta bimbingan untuk merevisi PTK tersebut untuk ditampilkan kembali ditingkat Nasional. Revisinya antara lain; mengamati siklus demi siklus pada penelitian, kolaborasi dengan guru lain yang memberikan masukan tentang perobahaan siswa, serta bagaimana mengatasi peserta didik yang memilik masalah pada saat penelitian tersebut.

Untuk persiapan lainnya, penulis membuat karya tulis tentang “evaluasi diri” yang di dalamnya menguraikan tentang Visi dan misi penulis sebagai seorang guru juga seluruh kegiatan yang pernah dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran. Visi dan misi amat difokuskan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan Nasional. Visi pendidikan Nasional adalah terwujud­nya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas se­hingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Seiring dengan itu, sebagai seorang guru, memiliki visi misi menjadi tuntutan yang merupakan target pencapaian tugas yang diemban disesuaikan dengan tupoksi guru dan potensi yang harus dimiliki guru kepribadian, professional, pedagogik dan sosial. Adapun visi penulis adalah sebagai berikut:

VISI

Memberikan pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan

Membangun insan seutuhnya, cerdas dan kreatif serta memiliki semangat global

yang mampu bersaing demi agama,bangsa dan Negara.

MISI :

1. Meningkatkat mutu pembelajaran yang menyenangkan untuk hasil yang optimal

2. Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler berbahasa Inggris untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.

3. Melatih siswa siswi untuk berpidato, debat dalam bahasa Inggris

4. Memberikan bimbingan belajar

5. Memberi bimbingan kerohanian bagi siswa siswi

6. Melatih siswa untuk menulis karya ilmiah

7. Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa melalui komite demi peningkatan mutu sekolah

8. Menjalin kerjasama dengan guru dan pendidik baik di dalam maupun di luar negeri

9. Membantu dan mendukung pemerintah untuk mengembangkan sistem pendidikan di daerah melalui forum MGMP.

Pada Bab 1 penulis ada merumuskan masalah dalam pencapaian best practice , yakni

sebagai berikut :

1. Strategi apa yang dapat membantu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berbahasa Inggris?

2. Apakah belajar berbasis projek dapat meningkatkan dan melibatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris ?

3. Apakah perlu meningkatkan kemampuan berbahasa melalui ekstra kurikuler?

Berikut adalah uraian tentang apa yang telah dilakukan penulis dalam pembelajaran

setelah menjadi guru berprestasi :

1. Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Project Based Learning

Sebagai seorang pendidik yang mengajarkan bahasa Inggris, penulis selalu berupaya untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu berkomunikasi berbahasa Inggris. Sebelum mengikuti pemilihan guru berpresatasi tingkat Propinsi penulis sudah mempersiapkan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca siswa melalui pembelajaran berbasis projek (PTK terlampir). Banyak saran dan masukan yang diberikan untuk meningkatkan penelitian ini antara lain :

1. Untuk lebih meningkat penulisan PTK di masa mendatang

2. Mengaplikasikan PBL didalam pembelajaran di dalam kelas

3. Membagi pengetahuan yang ada dengan teman teman sejawat

4. Menggunakan teknologi untuk fasilitas pembelajaran dikelas

Setelah mengikuti pemilihan guru berprestasi, penulis tetap bersemangat untuk meningkatkan pembelajaran. Model PBL tetap diaplikasikan di dalam kelas, dengan catatan, penulis memilih KD yang bisa dikembangkan untuk menjadi projek peserta didik. Pada dasarnya, peserta didik merasa senang karena bisa menghasilkan satu produk yang mereka tampilkan setelah fokus dalam beberapa minggu untuk menyelesaikannya.

Untuk mengaplikasikan lebih lanjut PBL pada pembelajaran, penulis memilih KD yang penekanannya pada kemampuan berbicara tentang news item. Namun, integrasi kemampuan membaca, mendengar dan menulis tetap tidak bisa dipisahkan. Di dalam RPP penulis memasukkan model PBL. Penulis melampirkan penugasan yang lebih rinci pada blog penulis di internet.

Secara umum hasil karya peserta (video terlampir) sangat memuaskan. Mereka sangat senang mengerjakan penugasan tersebut. Berbagai topik yang mereka tampilkan antara lain tentang : Hiburan, Pendidikan, Sport, Food, Komunitas Sosial dll. Peserta didik juga berupaya mencari informan yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk melengkapi beritanya. Mereka juga menampilkan iklan menggunakan nama produk yang mereka kreasikan sendiri, berita juga dilengkapi dengan ramalan cuaca. Pemberitaan yang ditampilkan dikemas dalam waktu sepuluh menit. Setelah ditayangkan penampilan projek peserta didik dari kelompok yang berbeda memberikan penilaian melalui rubrik yang disediakan.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Adalah penting untuk mengembangkan profesi seseorang khususnya sebagai tenaga pendidik yang mana pengalamannya dapat dibagi ke sesama pendidik yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk peningkatan kualitas di masa mendatang. Dari kiat sukses yang diuraikan penulis dapatlah disimpulkan sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis projek amatlah efektif untuk diaplikasikan dalam meningkatkan keterlibatan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran;

2. PBL menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan;

3. PBL juga melatih karakter peserta didik;

4. PBL dapat digunakan sesuai dengan konteks pembelajaran peserta didik;

5. Ekstra kurikuler sangat membantu pengembangan kemandirian siswa serta melatih kemampuan berbahasa Inggris peserta didik hingga bisa menjadi kecakapan hidup di masa mendatang

6. Untuk memulai sesuatu memanglah sulit, namun setelah dilakukan akan menjadi satu keinginan yang tidak bisa dibendung dan semangat untuk perbaikan semakin meninbkat.

Kiat sukses yang dilakukan penulis belum memiliki nilai yang sempurna, namun usaha yang telah dilakukan akan menjadi motivasi bagi pendidik lainnya untuk mengembangkan serta temuan innovasi yang lebih sempurna. Berikut saran dan rekomendasi yang dapat menjdari pertimbangan bagi pembaca antara lain :

1. PBL sangat efektif untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris peserta didik, adalah bermanfaat jika pendidik mau meluangkan waktu untuk menerapkan model ini karena secara tidak langsung peserta didik akan meras senang untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan secara natural dapat membentuk karakter peserta didik melalui kerja tim.

2. Peneliti lain lebih menyempurnakan PTK ini di dalam konteks lainnya.

3. Adalah penting bagi tenaga pendidik untuk mengembangkan pengetahuan dan cara untuk meningkatkan peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar.

4. Banyak hal lain yang bisa dikembangkan untuk peningkatan kualitas pendidikan untuk menjawab tantangan era globalisasi. Salah satunya adalah melalui wadah ekskul bahasa Inggris yang amat bermanfaat untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan peserta didik. Adalah perlu bagi tenaga pendidik untuk memberikan perhatiannya untuk pengembangan potensi peserta didik tersebut.

5. Rela berbagi ikhlas memberi merupakan semboyan yang perlu ditanamkan bagi tenaga pendidik.

6. Forum berbagi kiat sukses dari pendidik merupakan wadah yang penting untuk saling berbagi dalam memperbaiki kualitas pendidikan.

7. Tetap bersemangat untuk berbagi kiat sukses.

DAFTAR PUSTAKA

.

Edutopia (n.d.). Project-Based Learning. Retrieved 10/6/08: http://www.edutopia.org/teaching- module-pbl.

Encyclopedia of Education, Second Edition. Oxford, England: Pergamon Press. Retrieved 9/30/08: http://learnweb.harvard.edu/alps/thinking/docs/traencyn.htm.

http://en.wikipedia.org/wiki/Project-based_learning

http://iaepedia.org/Good_Math_Lesson_Plans.

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-kegiatan-ekstra-kurikuler/

http://uoregon.edu/%7emoursund/PBL/bibliography.htm.

http://www.wested.org/pblnet/ep_welcome.html

Moursund, D.G. 2006). Web-based PBL annotated references. Retrieved 9/23/08: Good PBL

Lesson Plans - IAE-Pedia.htm

Moursund, D.G. (2008). Good math lesson plans. Retrieved 9/25/08: Perkins, David and

Salomon Gavriel (September 2, 1992). Transfer of Learning: Contribution to the

International

Note added 9/24/2010: See http://techlearning.com/blogs/32872.

PBLnet.org (n.d.). Exemplary projects. Retrieved 10/7/08: